Pages

Tuesday 3 March 2015

Sujud Cintaku Untuk Ibu



Sujud Cintaku Untuk Ibu
Begitu banyak cara untuk mengungkapkan rasa cinta kita kepada seseorang, terlebih kepada seseorang yang telah memperjuangkan hidupnya hanya untuk kita. Dialah ibu, kitalah anak itu. Dari sini para kader Lembaga Dakwak Kampus Mahasiswa Islam Bersaudara (LDK MAHISA) mencoba untuk membaca apa sebenarnya hari ibu itu? Jika di amati, tentu tidak ada dalam kalender Islam. Tapi jauh dari pada itu semua, jauh dari pengesahan atau ketok palu di Indonesia bahwa tanggal 22 Desember itu adalah hari Ibu. Rosul kita, Muhammad SAW sudah lama sekali membahas mengenai keutamaan menghormati orang tua, terlebih  ibu.

Ikwahfillah..
Jika antum bertanya ke syekh Google, beliau pasti akan menjawab “Hari Ibu adalah hari dimana ibu di seluruh Indonesia itu di bebaskan dari pekerjaannya (nyuci, masak, ngasuh anak,dll).” Waah itu ibu apa pembantu?” Namun tidak di pungkiri juga bahwa seorang ibu rata-rata memiliki tugas yang sama seperti yang di sebutkan di atas. Lantas apa kita ikuti saja perkataan syekh Google bin Mozila ini?


Ikuti saja ikhwahfillah, toh membantu ibu mengurangi beban ibu juga, tapi jangan hanya di setiap tanggal 22 Desember saja. Di tanggal dan bulan lain juga usahakan seperti itu, sudah bisa ngepel toh..
LDK MAHISA punya rencana yang berbeda, bukan hanya mendengarkan perkataan syekh Google namun juga mendengarkan apa yang diperintah oleh Rosulullah SAW yaitu untuk berdakwah, berbagi ilmu di hari Mamah ini. 

Seiring berkembangnya zaman, dari zaman tanah liat yang jika hujan harus melapisi sepatu dengan kantung kresek, sampai jalan beraspal yang selalu ingin menggunakan sepeda motor meski jaraknya hanya 100 meter dari kosan ke kampus. Zaman ini membuat tingkah laku umat semakin di luar penafsiran seorang manusia. Ada Seorang anak yang tega membunuh ibunya sendiri, karena lelah mengurusi ibunya yang sering sakit-sakitan dan ada lagi seorang anak yang tega melaporkan ibunya ke Polres karena anaknya mengaku bahwa ibunya menebang pohon di tanah miliknya yang jelas-jelas itu warisan dari bapaknya sendiri yang tidak lain adalah suami dari ibunya, yah kedengarannya seperti sebuah cerita karangan. Terlintas dalam pikiran,” ah masa sih?” Dan memang benar, penulis agak sedikit memberi sentuntuhan hiperbola. Tapi ini sungguh, memang sempat ada yang seperti itu.

Maka dari itu, tim Syiar mencoba mengundang sahabat-sahabat mahasiswa untuk menghadiri acara yang bertajuk “Seminar dan Bazar Hari Ibu”. Sebuah materi yang tentunya membahas mengenai keutamaan menghormati ibu, begitu pula dengan ayah. Dan memberi taukan kepada dunia, bahwa islam itu adalah agama yang mengedepankan orang tua sebagai mahluk di muka bumi ini yang patut kita hormati, segani. Karena ridhonya Allah itu ada pada orang tua kita.
Mahasiswa adalah ungulan seluruh masyarakat tentunya, dan mahasiswa yang paling dekat akan terjun kepada masyarakat. Maka dari itu LDK MAHISA berharap agar para mahasiswa ini dapat mengurangi angka malin kundang di seluruh tanah air. 

Dan adanya bazar, di peruntukkan kepada sahabat mahasiswa yang hadir agar bisa memberikan hadiah kepada ibunya masing-masing. Salah satu aneka bazar yang di jual, yang paling di unggulkan adalah kerudung. Dengan memasang kerudung dengan harga yang terjangkau, mungkin saja ibu, ummi, mamah, emma, emmihnya yang tidak berjilbab jadi berjilbab. Waah Subhanallah.. Namun yang paling diminati oleh peserta itu adalah “Donat Cinta Kasih Ibu”,karena katanya cinta ibu itu seperti kue donat yang tidak ada ujungnya. Itulah yang sekiranya kita sebut pada hari ibu. Namun, jika dihari-hari biasa donat itu namanya kembali seperti semula. Yah, donat madu.

Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan kepada kita, sehingga bisa tersalurkan niat ini dan mudah-mudahan tercatat sebagai amal yang super sekali tentunya di mata Allah. Niat  yang baik tentu akan mendatangkan kebaikan pula. Acara demi acara telah selesai. Terimakasih.... Sudah membaca.

#LDKMAHISA
#KarenaKitaBersaudara
#AllahuAkbar


0 comments :

Post a Comment